DALAM sejarah musik tanah air, kehadiran musisi bersaudara bukanlah hal
baru. Salah satunya Jacob Matius Israel Korengkeng (48) alias Jacob dan
Alex Sandri Korengkeng (48) atau akrab disapa Alex yang tergabung dalam
Kembar Group. Keberadaan mereka boleh dibilang meneruskan kesuksesan
yang dicapai Koes Bersaudara, Panjaitan Bersaudara (lebih dikenal
Panbers), D’Lloyd, dan The Mercy’s yang kondang di tahun 70-an. Kembar
Group bukan melegenda karena lagu-lagu hits-nya, melainkan fenomenal
dengan penampilannya yang tak biasa untuk zamannya. Lihatlah gaya
berpakaian mereka yang sangat manis untuk ukuran cowok. Belum lagi style
rambut yang feminin. Secara musikal hampir mirip dengan Everly Brothers
(Phil Everly dan Don Everly) yang terkenal dengan tembang Bye Bye Love.
“Kami berbeda sama sekali dengan grup-grup yang menginspirasi kami
seperti Panbers dan Koes Bersaudara yang menciptakan banyak hits. Tapi
kehadiran kami hampir bersamaan dengan Everly Brothers di tahun 60-an,”
kata Jacob yang mengaku di awal kemunculannya Kembar Group sempat
menembangkan lagu-lagu milik Rachmat Kartolo. “Karier kami di musik
berliku-liku dan unik. Kami melalui jalan panjang untuk meraih sukses,
nggak karbitan seperti kebanyakan band atau penyanyi sekarang,” lanjut
Alex yang disetujui Jacob saat ditemui di rumahnya di kawasan Parung,
Bogor.
Kiprah Kembar Group bermula saat melamar untuk nge-band
pada mendiang Nomo Koeswoyo pada 1974. Kemampuan Yacob dan Alex dalam
bermusik tidak terlalu menarik perhatian Nomo. “Band ini tidak bisa
dipakai,” ucap Nomo tegas. Mereka lemas mendengar penolakan itu. Tapi
hal itu tak membuat Jacob dan Alex patah arang. Setelah
mencoba-berkali-kali, akhirnya mereka bisa juga merekam lagu Anak Muda
Jaman Sekarang. “Rekaman kami gagal, sama sekali nggak ada yang
mendengarkan lagu kami,” kata Jacob yang lahir 17 menit lebih dulu
ketimbang Alex pada 28 Juli 1956. “Tapi anehnya ketika kami muncul di
teve banyak yang mengelu-elukan. Bahkan banyak dari mereka yang
penasaran terhadap kami,” tambah Alex kalem. Jacob mengisahkan, ada
salah satu pembeli kaset Kembar Group yang mengira mereka perempuan saat
melihat sampul kasetnya. Tapi setelah mendengar suaranya, sang
penggemar baru sadar Kembar Group adalah cowok. Kesuksesan itu tentu
saja makin memicu Kembar Group untuk membuat lagu lainnya. Pusaka Cinta,
lagu mereka berikutnya yang kemudian menjadi hits di akhir tahun 70-an.
“Selama ini kami selalu memainkan lagu daur-ulang milik orang lain.
Setelah menyanyikan lagu sendiri, mulai timbul rasa percaya diri,” imbuh
Alex yang diangguki Jacob.
Tak dinyana, karier Jacob dan Alex
makin melejit setelah merilis lagu Frustasi pada 1980. Lagu itulah yang
hingga kini membuat nama Kembar Group dikenal. “Waktu itu, album kami
meledak hampir 1,5 juta kopi kaset. Padahal konsep kami bukan full band
tapi duet,” celetuk Alex bangga. “Kami sebenarnya pengin nge-band,
apalagi saat manggung. Tapi kami keburu identik dengan Everly Brothers,”
sambung Yacob menggebu-gebu. Diakui Alex yang mengagumi Mother Theresa,
selama proses pembuatan lagu dia tidak pernah sekali pun berselisih
paham dengan Yacob. Keduanya selalu satu visi untuk membuat musik yang
simpel dan enak didengar. “Selera musik Alex lebih keras ketimbang saya.
Tapi kami selalu punya cara menyatukan itu,” tandas Jacob anak ke-7
dari 9 bersaudara anak pasangan J.C.A. Korengkeng-Siti Aisah ini dengan
senyum mengembang.
Dua tahun kemudian, Kembar Group frustrasi.
Perlahan karier mereka meredup. Bukan karena sudah tidak bisa lagi
berkarya, melainkan perilaku Jacob-Alex yang menyimpang. Jacob tidak
hanya jatuh dalam perzinahan, pun mengisap ganja mulai dari umur 21
hingga 37 tahun. Dengan modal popularitas, ketampanan, serta uang yang
dimiliki, Jacob bisa membeli apapun yang dia mau. Saat usia 19 tahun
Jacob yang punya tinggi badan 170 cm dan berat badan 65 kg ini, sudah
bisa membeli 2 mobil. Menginjak usia 22 tahun, Jacob berhasil membeli
rumah di kawasan Kelapa Gading. Lalu, ketika berusia 30 tahun, ia
membeli rumah di Bogor. Tidak hanya materi, Jacob juga dengan mudah
menggaet banyak wanita cantik. Tiga di antara para wanita cantik itu ia
nikahi, namun semuanya berakhir dengan perceraian. “Saya tidak pernah
mengajak Alex untuk memakai narkoba, tapi kalau soal cewek kami sering
bersama-sama,” kata Jacob yang mengaku berkubang dalam dosa sepanjang
kariernya di Kembar Group.
Lain halnya dengan Alex, yang doyan
mabuk-mabukan dan mengonsumsi narkoba. “Saya mencoba segala macam
narkoba, terakhir tahun 1994 saya sempat memakai ekstasi. Semua harta
yang saya miliki ludes untuk membeli barang haram itu. Tapi saya
bersyukur tidak pernah berurusan dengan polisi,” ucap Alex mengenang
masa-masa kelamnya. Keduanya mengaku sempat saling mengingatkan agar
tidak ketagihan. Tapi, mereka tak pernah menggubrisnya. Sadar
perbuatannya keliru, Jacob dan Alex yang sama-sama mengagumi karya-karya
mendiang Tony Koeswoyo, bertobat. “Saya merasa ujung-ujungnya manusia
pasti kembali kepada Sang Pencipta. Banyak yang sudah menasihati saya
untuk berhenti, sampai pada akhirnya Tuhan-lah yang memberhentikan,”
ungkap Alex yang mengaku sering menghabiskan 80 batang rokok dalam
sehari.
Anehnya, ketika Alex mulai berhenti dari narkoba,
hubungannya dengan Jacob malah jadi merenggang. Selama kurun waktu 1995
hingga 2000, keduanya jarang terlihat bersama. Apalagi berkomunikasi.
Kalau pun mereka berpapasan, hanya sambil lalu saja. Sampai pada
akhirnya, Jacob tersadar betapa pentingnya Alex saat terdesak. “Saya
mulai mengalami pencerahan pada 2003 setelah bercerai dari istri ketiga
saya. Saya merasa itu teguran Tuhan agar saya cepat bertobat. Makanya 15
menit menjelang 2003 berakhir, saya kembali menerima Tuhan,” kata Jacob
yang memiliki 3 anak, Tatum, Nina, dan Cindy. Keduanya mulai memasuki
babak baru dengan berjanji meninggalkan masa lalunya dan menyerahkan
diri melayani Tuhan. Tidak jarang mereka berdebat seru soal pandangan
hidup yang kini mereka jalani. “Inilah awal dari kehidupan kami yang
sebenarnya. Kami ingin berbuat sesuatu untuk kaum muda sekarang ini,”
kata Alex yang diangguki Jacob. Kini, mereka sedang mempersiapkan sebuah
album Di Sini Ada Tuhan yang lagu-lagunya berisi motivasi terhadap kaum
muda. “Walaupun karya kami tidak lagi dinikmati banyak orang, paling
tidak, bermakna dan bisa menyadarkan kaum muda,” tukas Jacob lirih.
No comments:
Post a Comment